• Baru Nonton online

  • Monday, 13 August 2012

    Jodohku tak akan tertukar




    kisah inspiratif kali ini datang dari Risa yang mengirimkan kisahnya pada kami via email. Di tengah-tengah kegelisahannya terhadap jodoh, ibunya memberinya pengertian tentang arti jodoh yang sebenarnya. Yuk, kita simak bersama.


    ***
    Aku perempuan berumur 25 tahun. Seperti kebanyakan perempuan lainnya, di umur yang nanggung ini aku sering galau memikirkan jodoh. Sebenarnya sering kali aku menepis perasaan itu, tapi rasa ingin tahu akan jodohku lebih sering muncul dibandingkan tepisanku. Hingga aku ingat suatu pesan ibuku beberapa waktu lalu.
    Sebelumnya, ibuku berpesan bahwa ia hanya mengijinkan pernikahan bagi anak-anaknya. Tidak ada kamus pacaran dalam keluarga. Dalam percakapan itu, ibuku menerangkan bahwa ia akan gelisah jika anak-anaknya sampai terjerumus ke dalam hal-hal yang memalukan dan dapat mencoreng nama keluarga.
    Ibuku juga mengistilahkan bahwa anak ibarat intan yang berarti sebagai penghias seluruh keluarga. Hanya saja kadang karena menjadi perhiasan itulah mereka menjadi khilaf, bukan bersyukur. Dan ibarat emas, anak selalu berharga mahal jika orang tuanya pandai merawat dan menjaga emas itu. Tak peduli dengan harga emas yang fluktuatif, tapi orang tua yang baik dan mengerti bagaimana cara menjaga anak-anaknya selalu tahu waktu kapan emas itu layak untuk diperjual-belikan. Yaitu melalui pernikahan.
    Saat itu, aku baru tahu alasan mengapa ibu dan ayah selalu melarangku ini-itu yang terkesan overprotective.
    Membiarkan mereka yang mengejar kita dengan caranya, menggali lebih dalam potensi kita sebelum benar-benar teraih oleh salah satu dari mereka, membiarkan masing-masing diantara mereka dan kita saling meningkatkan kualitas hidup untuk generasi yang jauh lebih berkualitas; para pendahulunya.
    Membiarkan Tuhan yang menentukan siapa bidadari-bidadara kita setelah kita telah patuh terhadap perintah-Nya dan tawakkal semampunya. Membiarkan itu semua mengalir bukan apa adanya, tapi mengalir dengan tetap berjalan pada koridor-Nya.
    Secara tak langsung, orang tuaku telah menjadikanku sedikit lebih dekat dengan Allah melalui larangan pacaran. Aku paham bahwa melalui pacaran, pintu menuju perzinaan akan terbuka. Dan aku bangga pada ibu dan ayah yang telah melarangku untuk berpacaran, itu artinya beliau benar menjagaku sesuai syariat islam yang berlaku.
    Tak usahlah kita meragu dan khawatir akan siapa jodoh kita kelak. Dia telah menyiapkan yang sesuai dan benar untuk kita kelak jika telah tiba waktunya.
    Jodohku tak akan tertukar. Dia tidak akan cepat-cepat datang menjemputku hingga membuatku gelisah. Dia juga tidak akan terlambat datang sampai membuatku cemas. Dia akan menjemputku saat tiba waktu raga dan jiwa kami siap.


    ***
    Memang benar apa yang diajarkan oleh masing-masing agama yang menyebutkan bahwa kita tak perlu mendebat ibu, karena bagaimanapun, ibu adalah orang yang lebih tahu tentang diri kita. Semoga penggalan kisah Risa di atas dapat kita jadikan bahan renungan ya,
    Newer Post Older Post Home
    " danesurya...".....pin BB 25AD58E2...

    Daftar isi

    Blog Archive

    Total Pageviews

    negara pengunjung

    free counters
     

    Follow

     

    Templates by Blog koplo | CSS3 by Danesurya | Powered by {D}Code & Blogger